berbagi informasi seputar merangin

Sabtu, 28 April 2012

Ada fosil ratusan tahun di “Geopark” Merangin

“Geopark” (taman bumi) di Kabupaten Merangin, Jambi, merupakan tempat yang menakjubkan baik sebagai tempat penelitian maupun sebagai lokasi pariwisata. Di lokasi tersebut ditemukan fosil flora dan fauna berusia 250-290 juta tahun lalu dalam keadaan utuh dan tiada duanya di dunia. Namun lokasi tersebut harus segara dilindungi agar keanekaragaman geologi

(geodiversiti) tersebut tidak rusak dan hilang.Peneliti dari Badan Geologi yang berpusat di Bandung, Oki Oktariadi mengatakan Merangin sangat kaya akan keanekaragaman geologi.Dia mengatakan di beberapa lokasi di Tanah Air memang banyak ditemukan fosil-fosil namun di Merangin sangat tua sekali dan unik. Di Merangin antara lain ditemukan fosil batang kayu berukuran raksasa serta daun-daunan, dan binatang laut.Bahkan Oki mengatakan situs di Merangin lebih bagus dibanding yang ada di China, Malaysia atau di AS. “Di Amerika sudah habis karena ditambang. Sementara di China tidak setua di Jambi,” katanya.Keunikan Geopark Merangin lainnya adalah di lokasi ditemukan fosil tanaman subtropis padahal kini Jambi berada di wilayah tropis. “Sehingga unik dan tidak ada bandingannya,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi, Didy Wurjanto, mengatakan di taman tersebut juga ditemukan banyak fosil kerang, yang berarti menunjukan bahwa Jambi dahulunya berada di bawah laut lalu terangkat ke atas.Selain itu juga ditemukan fosil tumbuhan yang berasal dari masa dinosaurus masih hidup. Dia mengatakan, dari fosil dan bukti-bukti lainnya juga dapat diduga bahwa telah terjadi tujuh letusan gunung berapa di daerah tersebut Hebatnya lagi, bukti-bukti fosil tersebut banyak bertebaran di sepanjang sisi sungai tersebut sehingga wisatawan dapat melihatnya langsung.Di beberapa lokasi geopark di dunia, untuk mengetahui bukti geologi seringkali harus membelah batu atau mengikis dinding batuan.Fosil itu menjadi subyek geodiversiti yang paling langka di Indonesia. Tak pelak hal itu membuat banyak peneliti dari dalam maupun luar negeri yang menaruh perhatian terhadap situs tersebut.Pariwisata Tidak hanya sebagai objek penelitian, pihak Pemda Jambi juga melihat potensi taman bumi Merangin tersebut menjadi salah satu tujuan wisata yang potensial.

Lokasinya yang antara lain berada di sepanjang Sungai (Batang) Merangin dan Batang Mengkarang tersebut menjadikan situs tersebut sangat menarik untuk dijadikan salah satu objek wisata unggulan Jambi yang baru karena wisatawan bisa menikmatinya sambil melakukan arung jeram atau dengan perahu biasa.Bahkan sungai tersebut pernah dijadikan sebagai tempat lomba arung jeram tingkat nasional. Mereka yang tidak berani melalui jalur sungai, bisa melalui jalur “tracking” (jalan setapak) untuk menjelajahi daerah kabupaten Merangin.
Saat ini sudah ada pihak yang menyediakan alat-alat untuk melakukan arung jeram. Panjang sungai yang dapat dijadikan wisata arung jeram adalah 10 km yang dapat ditempuh dengan waktu 1,5-2 jam.Oleh sebab itu, kawasan ini cocok untuk dijadikan tujuan berbagai tujuan wisata, misalnya wisata minat khusus, wisata petualang, wisata alam ataupun wisata biasa.Untuk pengembangan jangka pendek, Didy Wurjanto mengatakan pada 2012 di lokasi itu akan dibangun pusat informasi geologi sebagai bagian dari pusat informasi turisme.Selain itu juga akan dibangun jembatan untuk pengunjung. Lokasi tersebut ditemukan pada tahun 1980 namun baru intensif diperhatikan dan dikembangkan sejak tahun lalu.Untuk mencapai lokasi diperlukan perjalanan darat sekitar 4-5 jam dari kota Jambi. Namun, jika bandara internasional di Bungo sudah jadi maka perjalanan menuju lokasi dapat dipersingkat menjadi hanya sekitar satu jam saja. Melihat potensi taman bumi Merangin, banyak pihak yang ingin agar lokasi tersebut dijadikan geopark yang diakui oleh UNESCO (badan PBB yang membidangi masalah Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) dan dijadikan geokonservasi.

Hal ini selain akan memancing wisatawan namun juga untuk menjaga kawasan tersebut. Geopark merupakan konsep yang dipromosikan UNESCO (2000) dan telah banyak diterapkan di negara-negara Eropa dan China.Pada prinsipnya geopark merupakan konsep pengembangan kawasan dimana beberapa potensi “geoheritage” (warisan geologi) yang terletak berdekatan di wilayah telah terbangun dikelola dengan cara mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi dan rencana tata ruang eksisting dari pemerintah (Ibrahim Komoo, 1993).Sementara itu geokonservasi adalah suatu fenomena geologi yang luarbiasa yang merupakan langkah awal untuk memanfaatkan geodiversiti secara berkesinambungan melalui suatu program terencana guna melindungi keberadaaannya.Tiga alasan utama melakukan konservasi geodiversiti, yaitu memiliki nilai-nilai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ekositem penunjangnya, geodiversiti bersifat tidak terbarukan (non renewable), serta banyak bentuk geodiversiti sangat sensitif terhadap gangguan, terutama terancam (rusak atau hancur) akibat berbagai kegiatan manusia.Jika dijadikan geopark dan dikelola menjadi tujuan wisata maka diharapkan pendapatan dari hasil wisata akan melonjak.

Sebagai ilustrasi perkembangan di Yuntaishan Geopark, China, tahun 2000 dikunjungi sekitar 200.000 wisatawan dengan devisa tiga juta dolar AS dan 2004 dikunjungi sekitar 1,25 juta wisatawan dengan devisa 90 juta dolar.Dalam jangka empat tahun, dibangun 400 hotel dan restoran baru, termasuk pembangunan 250 Family Inn. Contoh lainnya adalah di geopark Langkawi, Malaysia. Jika batu-batuan atau produk lainnya di geopark Langkawi ditambang maka akan menghasilkan 30 juta dolar AS dalam waktu 30 tahun.Namun hasil tersebut sudah dapat diperoleh dalam waktu tujuh tahun saja sejak kawasan itu dijadikan geopark dan dijadikan tempat wisata. Namun sayangnya beberapa waktu terakhir sudah ada pihak yang mengambil batu-batuan yang ada di Merangin.Oki Oktariadi mengatakan sebelumnya sudah ada pihak yang mengambil fosil-fosil tersebut untuk dijual ke pihak luar Jambi, bahkan ke luar negeri terutama ke Asia Timur. Hal itu juga diiyakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi.

Oki mengatakan walau kondisi saat ini belum terlalu mengkhawatirkan namun jika tidak dilindungi dan dengan makin tereksposenya kawasan tersebut maka akan banyak pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab mengambil bukti-bukti geologi seperti fosil-fosil.Untuk itu Oki meminta agar pemerintah daerah dan pusat berkordinasi agar segera menjadikan “geopark” Merangin, sebagai taman lindung geologi. “Ini agar kawasan terlindungi dan ada larangan untuk mengambil benda-benda geologi bersejarah,” kata Oki.Bahkan Oki bahkan mengusulkan agar lokasi tersebut dijadikan kawasan strategis nasional sehingga pemerintah pusat juga berperan di sana.Menurut Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Budaya dan Pariwisata Jambi Ujang Hariadi, selain Candi Muara Jambi, geopark Merangin akan dijadikan andalan Jambi untuk menarik wisatawan.Ujang mengatakan saat ini untuk menjaga agar bukti-bukti fosil tidak diambil maka pihaknya melakukan pendekatan dengan masyarakat.
Saat ini, katanya, seorang penambang besar sudah berhasil didekati dan sepakat untuk tidak mengambil fosil-fosil. Untuk sementara, katanya, kepercayaan masyarakat yang menganggap fosil yang ada sebagai benda keramat juga membuat masyarakat enggan untuk mengambilnya.Namun sudah cukupkah mengandalkan hal itu untuk melindungi kawasan kaya peninggalan itu?. Jangan sampai kawasan potensial itu rusak karena kelalaian kita.(fsi)





Sumber : http://bisnis-jabar.com

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Tukaran Link

Hubungi Kami

Nama:
Email Anda:
Pesan
No. Telp/HP

INFO MERANGIN Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger

Wellcome to the Partamedia |INFO MERANGIN| Media Berbagi Informasi Seputar Merangin|Terima Kasih Atas Kunjungan Anda| Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Anda