“Geopark” (taman
bumi) di Kabupaten Merangin, Jambi, merupakan tempat yang menakjubkan baik
sebagai tempat penelitian maupun sebagai lokasi pariwisata. Di lokasi tersebut
ditemukan fosil flora dan fauna berusia 250-290 juta tahun lalu dalam keadaan
utuh dan tiada duanya di dunia. Namun lokasi tersebut harus segara dilindungi
agar keanekaragaman geologi
(geodiversiti) tersebut tidak rusak dan hilang.Peneliti
dari Badan Geologi yang berpusat di Bandung, Oki Oktariadi mengatakan Merangin
sangat kaya akan keanekaragaman geologi.Dia mengatakan di beberapa lokasi di
Tanah Air memang banyak ditemukan fosil-fosil namun di Merangin sangat tua
sekali dan unik. Di Merangin antara lain ditemukan fosil batang kayu berukuran
raksasa serta daun-daunan, dan binatang laut.Bahkan Oki mengatakan situs di
Merangin lebih bagus dibanding yang ada di
China, Malaysia
atau di AS. “Di Amerika sudah habis karena ditambang. Sementara di China tidak
setua di Jambi,” katanya.Keunikan Geopark
Merangin lainnya adalah di lokasi ditemukan fosil tanaman subtropis padahal
kini Jambi berada di wilayah tropis. “Sehingga unik dan tidak ada
bandingannya,” katanya.
Sementara itu
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi, Didy Wurjanto, mengatakan di
taman tersebut juga ditemukan banyak fosil kerang, yang berarti menunjukan
bahwa Jambi dahulunya berada di bawah laut lalu terangkat ke atas.Selain itu juga
ditemukan fosil tumbuhan yang berasal dari masa dinosaurus masih hidup. Dia
mengatakan, dari fosil dan bukti-bukti lainnya juga dapat diduga bahwa telah
terjadi tujuh letusan gunung berapa di daerah tersebut Hebatnya lagi,
bukti-bukti fosil tersebut banyak bertebaran di sepanjang sisi sungai tersebut
sehingga wisatawan dapat melihatnya langsung.Di beberapa lokasi geopark di
dunia, untuk mengetahui bukti geologi seringkali harus membelah batu atau
mengikis dinding batuan.Fosil itu menjadi subyek geodiversiti yang paling
langka di Indonesia.
Tak pelak hal itu membuat banyak peneliti dari dalam maupun luar negeri yang
menaruh perhatian terhadap situs tersebut.Pariwisata Tidak hanya sebagai objek
penelitian, pihak Pemda Jambi juga melihat potensi taman bumi Merangin tersebut
menjadi salah satu tujuan wisata yang potensial.
Lokasinya yang
antara lain berada di sepanjang Sungai (Batang) Merangin dan Batang Mengkarang
tersebut menjadikan situs tersebut sangat menarik untuk dijadikan salah satu
objek wisata unggulan Jambi yang baru karena wisatawan bisa menikmatinya sambil
melakukan arung jeram atau dengan perahu biasa.Bahkan sungai tersebut pernah
dijadikan sebagai tempat lomba arung jeram tingkat nasional. Mereka yang tidak
berani melalui jalur sungai, bisa melalui jalur “tracking” (jalan setapak)
untuk menjelajahi daerah kabupaten Merangin.
Saat ini sudah
ada pihak yang menyediakan alat-alat untuk melakukan arung jeram. Panjang
sungai yang dapat dijadikan wisata arung jeram adalah 10 km yang dapat ditempuh
dengan waktu 1,5-2 jam.Oleh sebab itu, kawasan ini cocok untuk dijadikan tujuan
berbagai tujuan wisata, misalnya wisata minat khusus, wisata petualang, wisata
alam ataupun wisata biasa.Untuk pengembangan jangka pendek, Didy Wurjanto
mengatakan pada 2012 di lokasi itu akan dibangun pusat informasi geologi
sebagai bagian dari pusat informasi turisme.Selain itu juga
akan dibangun jembatan untuk pengunjung. Lokasi tersebut ditemukan pada tahun
1980 namun baru intensif diperhatikan dan dikembangkan sejak tahun lalu.Untuk
mencapai lokasi diperlukan perjalanan darat sekitar 4-5 jam dari kota Jambi. Namun, jika
bandara internasional di Bungo sudah jadi maka perjalanan menuju lokasi dapat
dipersingkat menjadi hanya sekitar satu jam saja. Melihat potensi taman bumi
Merangin, banyak pihak yang ingin agar lokasi tersebut dijadikan geopark yang
diakui oleh UNESCO (badan PBB yang membidangi masalah Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan dan Kebudayaan) dan dijadikan geokonservasi.
Hal ini selain
akan memancing wisatawan namun juga untuk menjaga kawasan tersebut. Geopark
merupakan konsep yang dipromosikan UNESCO (2000) dan telah banyak diterapkan di
negara-negara Eropa dan China.Pada prinsipnya
geopark merupakan konsep pengembangan kawasan dimana beberapa potensi
“geoheritage” (warisan geologi) yang terletak berdekatan di wilayah telah
terbangun dikelola dengan cara mengintegrasikan prinsip-prinsip konservasi dan
rencana tata ruang eksisting dari pemerintah (Ibrahim Komoo, 1993).Sementara itu
geokonservasi adalah suatu fenomena geologi yang luarbiasa yang merupakan
langkah awal untuk memanfaatkan geodiversiti secara berkesinambungan melalui
suatu program terencana guna melindungi keberadaaannya.Tiga alasan utama
melakukan konservasi geodiversiti, yaitu memiliki nilai-nilai ilmu pengetahuan
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan ekositem penunjangnya, geodiversiti
bersifat tidak terbarukan (non renewable), serta banyak bentuk geodiversiti
sangat sensitif terhadap gangguan, terutama terancam (rusak atau hancur) akibat
berbagai kegiatan manusia.Jika dijadikan
geopark dan dikelola menjadi tujuan wisata maka diharapkan pendapatan dari hasil
wisata akan melonjak.
Sebagai ilustrasi
perkembangan di Yuntaishan Geopark, China, tahun 2000 dikunjungi sekitar
200.000 wisatawan dengan devisa tiga juta dolar AS dan 2004 dikunjungi sekitar
1,25 juta wisatawan dengan devisa 90 juta dolar.Dalam jangka
empat tahun, dibangun 400 hotel dan restoran baru, termasuk pembangunan 250
Family Inn. Contoh lainnya adalah di geopark Langkawi, Malaysia.
Jika batu-batuan atau produk lainnya di geopark Langkawi ditambang maka akan
menghasilkan 30 juta dolar AS dalam waktu 30 tahun.Namun hasil
tersebut sudah dapat diperoleh dalam waktu tujuh tahun saja sejak kawasan itu
dijadikan geopark dan dijadikan tempat wisata. Namun sayangnya beberapa waktu
terakhir sudah ada pihak yang mengambil batu-batuan yang ada di Merangin.Oki Oktariadi
mengatakan sebelumnya sudah ada pihak yang mengambil fosil-fosil tersebut untuk
dijual ke pihak luar Jambi, bahkan ke luar negeri terutama ke Asia Timur. Hal
itu juga diiyakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi.
Oki mengatakan
walau kondisi saat ini belum terlalu mengkhawatirkan namun jika tidak
dilindungi dan dengan makin tereksposenya kawasan tersebut maka akan banyak
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab mengambil bukti-bukti geologi seperti
fosil-fosil.Untuk itu Oki
meminta agar pemerintah daerah dan pusat berkordinasi agar segera menjadikan
“geopark” Merangin, sebagai taman lindung geologi. “Ini agar kawasan
terlindungi dan ada larangan untuk mengambil benda-benda geologi bersejarah,”
kata Oki.Bahkan Oki bahkan
mengusulkan agar lokasi tersebut dijadikan kawasan strategis nasional sehingga
pemerintah pusat juga berperan di sana.Menurut Kepala
Bidang Sejarah dan Purbakala Dinas Budaya dan Pariwisata Jambi Ujang Hariadi,
selain Candi Muara Jambi, geopark Merangin akan dijadikan andalan Jambi untuk
menarik wisatawan.Ujang mengatakan
saat ini untuk menjaga agar bukti-bukti fosil tidak diambil maka pihaknya
melakukan pendekatan dengan masyarakat.
Saat ini,
katanya, seorang penambang besar sudah berhasil didekati dan sepakat untuk
tidak mengambil fosil-fosil. Untuk sementara, katanya, kepercayaan masyarakat
yang menganggap fosil yang ada sebagai benda keramat juga membuat masyarakat
enggan untuk mengambilnya.Namun sudah
cukupkah mengandalkan hal itu untuk melindungi kawasan kaya peninggalan itu?.
Jangan sampai kawasan potensial itu rusak karena kelalaian kita.(fsi)
Sumber : http://bisnis-jabar.com